ATURAN ASRAMA BIDIK MISI UNHALU
Oleh : KASDIN BIDIK MISI 2012
JANGAN DI BACA YA....INI CUMAN CAARA SAYA UNTUK MEMPERKENALKAN DIRI ......OKE
“Kamu bisa membohongi semua orang bebarapa saat dan beberapa orang setiap saat, tetapi kamu tidak bisa membohongi orang lain setiap saat “
( Abraham Lincoln, Presiden AS ke- 16 )
Betapa
mahirnya kita menciptakan sebuah kebohongan tentu kita tidak bisa
membohongi orang lain setiap saat. Itulah intisari yang dapat kita
simpulkan dari kata-kata Presiden Amerika Serikat Ke-16 diatas .
Kebohongan merupakan babak permasalahan yang sering kita temui . Kebusukan yang selalu ditanam di Asrama Universitas HALUOLEO kepada mahasiswa baru yang diasramakan bukan lagi menjadi kabar angin. Masalah asrama sudah menjadi masalah yang besar
dan berlangsung sudah lama tapi karena tidak ada yang memiliki
keberniaan untuk mengungkap ini. Artikel ini tentu tidak lempar batu
sembunyi tangan terhadap skandal-skandal yang terjadi di asrama
Universitas HALUOLEO. Sebelum kita mengetahui sebuah kue itu enak atau
pahit tentu dengan mencoba sendiri kue tersebut. Begitulah yang saya
lakukan, saya adalah ANAK BIDIK MISI ANGKATAN 2012
tentu saya tahu betul carut- marut asrama unad dari hulu sampai ke
hilir. Asrama BIDIK MISI yang dijadikan jualan PARA PEMBINA untuk menarik simpati
publik untuk program pembentukan karakter mahasiswa UNHLU semakin hari
makin menarik simpati kalayak banyak. Asrama UNHALU sangat baik sekali
dalam pengelolaan kareakter mahasiswa dalam bidang keagaman tapi yang
menjadi skandal permasalahanya adalah asrama UNHLAU dijadikan sebagai
ajang PEMAKSAAN DALAM MENGHADAI AKHIRAT. Mahasiswa asrama di jadikan anjing
penjaga ASRAMA. Dengan menurut semua aturan PEMBINA yang kadang
sangat nyeleneh itu.
Betapa
tidak mahasiswa asrama yang dijinakan dengan otoritas yang dimilikinya
agar bicara soal UNHALU tentang yang baik-baiknya saja. Inilah bentuk
pimpinan mengajarkan kebohongan kepada mahasiswanya, semua terasa di
lebih-lebihkan. Mental mahasiswa asramapun di bentuk adalah mental
pengejut bukan mental para pejuang yang berani mengungkap kebenaran. adalah pemimpin yang alergi untuk dikritik maunya hanya di
puja dan dipuji seperti para dewa. Pemimpin yang hanya berbicara bukan
karena fakta lebih mengarah kepada menutupi kegagalannya maka cari muka
dengan alat pencitraan.
“ Berbohong akan berbanding lurus dengan
prilaku pencitraan “ tulis Chairu Fahmi dari Aceh Insituate. Menurutnya
dalam kontek pencitraan diri selalu di tampilkan seakan-akan “ Malaikat
“ penyelamat dan pahlawan kebaikan. Sekilas pencitraan berhasil
menampilkan subyek yang dicitrakan seperti yang diharapkan. Namun,
karena pencitraan hanyalah polesan dari luar untuk menampilkan kebaikan
maka kebohongan dalam pencitraan akan terlihat ketika apa yang
dicitrakan tidak sesuai dengan prilaku, tabiat dan kebiasaanya.Berbeda
dengan pemimpin yang jujur yang memancarkan kharisma sesungguhnya, bukan
produk pencitraan. Kharisma adalah kebaikan yang terpancar dari dalam.
Pertengahan
Juli 2012 ini adalah masuknya mahasiswa baru asrama Universitas Andalas
Angkatan ke VIII. Tentu jualan Bapak Wery Darta Taifur akan laku keras
di pasaran mahasiswa baru asrama. Isu kampus yang melibatkan nama beliau
belum terkontaminasi ke ranah ekternal unand. Masyarakat luas
mengetahui bahwa unand adalah kampus yang bersih dari korupsi dan tidak
ada tercemar namanya. Suntikan bius pencitraan pasti menjadi rudal ampuh
bapak rektor untuk menarik simpati. Jika kita ingin menjadikan sumbar
bersih dari korupsi yang bersihkan dulu kampus-kampus yang dihuni para
pelacur-pelacur intelektual itu terlebih dahulu. Kita mengharapkan
kepada media lokal maupun nasional untuk menyelidiki kasus ini karena
dampak psikologis mahasiswa akan mati jika konsep asrama yang terlalu
menguntungkan pihak rektorat saja.
Jangan
sampai kebohongan publik yang pernah dilakukan Bapak Musliar Kasim juga
ditradisikan juga kepada mantan kroninya itu. Mahasiswa penerima Bidik
Misi tidak membayar uang asrama begitulah dia bernyanyi solo di hadapan
media. Tapi kita tidak butuh verbalisme dan retorika saja tapi bukti
nyata bahwa rektor Unand adalah penerus Hatta bukan Soeharto. Tumbal
baru untuk asrama memang sangat pantas sekali bagaimana kita melihat
hubungan Bapak wery darta taifur dengan Bapak Musliar Kasim sudah
seperti bayi kembar siam yang sulit untuk di pisahkan. Kita mahasiswa
Unand tentu ingat bagaimana Bapak Rektor melarang mahasiswa untuk
demontrasi masalah kenaikan BBM beberapa bulan kebelakang. Bus Kampus
yang di operasikan dengan uang mahasiswa ketika BBM naik mahasiswa ingin
turun kejalan bus kampus malah di tahan-tahan. Maka banyak orang yang
mempertanyakan kemenagan Rektor Wery Darta Taifur dalam bursa pemilihan
Rektor menimbang beliau terlalu arogan terhadap mahasiswa. Walaupun yang
terlibat disana hanya Senator dan Suara dari Mendiknas. Tentu Tuhan
yang tahu apakah ada konspirasi di bursa pemilihan rektor tersebut.
Mahasiswa
Bidik Misi yang jumlahnya kira 750 –an akan diancam dengan alasan yang
tidak jelas. Aturan Unand yang sangat kita dukung memberikan peringatan
kepada mahasiswa penerima Bidik Misi apabila Indeks Prestasinya dibawah tiga. Tapi larangan demontrasi untuk mahasiswa bidik misi itulah yang kita tuntut memang
pimpinan tidak menegaskan secara tertulis tapi ancaman mulut terus di
kobarkannya tanpa henti. Mahasiswa bidik misi yang di perlakukan tidak
etis memang membuat geram semua mahasiswa bidik misi. Apalagi ketiaka
rektor Unand mengumpulkan mahasiswa Bidik Misi 2011 di PKM unand lantai I
ia mempermalukan sebahagian mahasiswa bidik misi. Sungguh hari itu
menjadi tontonan bagi kita seorang diktator yang memperlakukan
rakyatnya.
Masalah
yang paling mengelitik adalah ketika teman kita dari jurusan
Administrasi Negara angkatan 2011 sangat vokal menanyakan permasalahan
Unand waktu ada pertemuan pihak Unand dengan mahasiswa yang di
mediasikan oleh BEM KM Unand. Beliau juga mahasiswa penerima Bidik Misi,
Beberapa hari setelah itu ada penandatanganan SPJ Bidik Misi sehingga
beliau mendapat teguran. “ Anda itu mahasiswa penerima Bidik Misi,
Janganlah terlalu Vokal benci birokrat kepada anda nantinya “. Uang
bidik Misi adalah uang Negara bukan uang bapak wery darta taifur,
hubungannya jelas tidak ada antara mahasiswa Bidik Misi dengan mahasiswa
yang Vokal. Seharusnya pegawai yang menegur teman kita itu sadar diri
mereka mendaptkan pekerjaan karena ada mengurusi beasiswa kemahasiswaan.
Menjilat kepada atasan janganlah di budayakan karena itu merupakan
kebohongan yang ditutupi.
Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana Bapak Muslihar Kasim membangun citra sejak ia jadi rektor, Ketua Majelis
Rektor dan sekarang sebagai Wakil mentri Pendidikan dan Kebudayaan.
Jangan sampai hal yang sama juga diakukan oleh kroninya yang sedang
menjabat Karena ini akan menjadi budaya korupsi yang tidak akan pernah
putus. Memang soal cari muka Bapak Musliar Kasim lebih hebat dengan
poker facenya dibandingkan bapak Wery. Hal itu terungkap jika kita
memperhatikan gaya bicara Bapak Wery ketika memberikan sambutan setiap
ada kegiatan. Ada beban yang ia tutupi ketika berbicara sehingga tatapan
matanya ada kemarahan menimbang dari kebohongan yang sudah mendarah
daging dalam tubuhnya. Sangat mengejutkan sekali ketika Bapak Wery
selalu bicara apabila ada seminar tentang korupsi “ Mahasiswa hanya bisa
mendemontrasi orang lain yang korupsi padahal mahasiswa juga korupsi
dengan mencontek waktu ujian “. Lucu sekali nyayian bapak Rektor
tersebut sama dengan SBY yang pidato di depan pendiri dan DPD Partai
Demokrat Se- Indonesia “ Partai kita masih urutan ke-3
dalam Indeks korupsinya masih ada Partai lain yang lebih korupsi dari
pada partai kita, tapi kenapa partai kita yang sering di sorot “.
Ternyata kemiripan gaya politik SBY sama dengan Bapak Wery Darta Taifur.
Ia mengkambing hitamkan orang lain untuk menutupi kegagalannya agar
tidak di cium publik. Bapak Muslihar Kasim memang memilki Poker Face
seperti Soeharto dan bapak Wery Darta Taifur lebih mengarah kepada gaya
politik SBY yang mukanya mudah di baca. Jadi kebohongannya bisa terlihat
dengan cara ia bersikap dan berhubungan dengan mahasiswa
Janganlah
Bapak jadikan Adik-adik kami sebagai tumbal kuasaan bapak untuk menjadi
bahan jualan bapak ke dewa bapak yaitu Pak mentri dan Sang Presiden SBY
untuk menjinakkan suara lantang mahasiswa. Semangat Soekarno ada di
Sumatra Barat yang siap menyapu bersih pemimpin-pemimpin yang komprador.
Konsep Machiaveli untuk mendapatkan sudah basi bagi rakyat Indonesia.
Mari berbenah diri atau tidak memundurkan diri. Legowo Pak…!!!
0 comments:
Post a Comment